Ritual Kematian Suku Dayak Tonyooi Benuaq
Suku Dayak Tonyooi Benuaq, Kalimantan Timur
Pawang
Setelah pemakaman, selama beberapa hari
Ritual Kematian & Penghormatan
Tradisi Kuangkai adalah ritual kematian yang dilakukan oleh Suku Dayak Tonyooi Benuaq ketika ada anggota keluarga yang meninggal dunia. Ritual ini dilaksanakan berdasarkan kepercayaan bahwa hubungan antara orang yang masih hidup dan yang telah meninggal masih tetap ada, sehingga perlu dilakukan berbagai prosesi untuk menghormati dan mendoakan arwah orang yang telah meninggal.
Kuangkai bukan sekadar upacara kematian biasa, tetapi merupakan bentuk penghormatan terakhir yang mendalam terhadap leluhur dan menjaga hubungan harmonis antara dunia nyata dan alam roh.
Durasi dan tingkat kerumitan ritual ini tergantung pada kemampuan keluarga. Ada yang dilakukan selama 3 malam, 5 malam, bahkan hingga 27 hari untuk keluarga yang mampu.
Ini adalah tahap awal untuk keluarga dengan kemampuan terbatas. Dilakukan selama 3 malam dengan pembacaan doa dan mantra oleh pemamang (orang yang memahami bahasa roh).
Untuk keluarga dengan kemampuan lebih, ritual dapat berlangsung hingga 5 malam. Pada tahap ini biasanya sudah melibatkan penyembelihan hewan seperti sapi atau kerbau.
Untuk keluarga yang mampu secara ekonomi, ritual dapat mencapai puncaknya yaitu Tahap Kenyau yang berlangsung hingga 27 hari dengan prosesi yang lebih lengkap dan hewan persembahan yang lebih banyak.
Pemamang - Pembacaan mantra dan doa-doa khusus oleh orang yang memahami bahasa roh.
Musik tradisional - Iringan musik khas selama prosesi ritual.
Persembahan makanan - Penyediaan makanan khusus sebagai persembahan.
Penyembelihan hewan - Sapi atau kerbau dipotong sebagai persembahan sesuai kemampuan keluarga.
Padam api - Ritual khusus yang menandakan akhir dari prosesi.
Durasi dan tingkat kerumitan Kuangkai disesuaikan dengan kemampuan keluarga, mulai dari 3 malam hingga 27 hari, menunjukkan adaptasi tradisi dengan kondisi ekonomi keluarga.
Pemamang adalah orang khusus yang memahami bahasa roh dan bertugas membacakan mantra serta doa-doa untuk menghormati arwah yang telah pergi.
Keluarga yang mampu biasanya menyembelih sapi atau kerbau sebagai persembahan, sementara keluarga dengan kemampuan terbatas melakukan ritual yang lebih sederhana.